Salam Ta'aruf

Allah telah membuktikan firmannya :
"Qul Hal Yastawilladzina Ya'lamuna wal Ladzina la Ya'lamuun"....
ayat tersebut merupakan anjuran kepada manusia agar supaya kita menjadikan ILMU sebagai sesuatu yang paling berharga dan tameng dalam hidupnya.
dengan Ilmu manusia bisa menggapai segala-galanya, dengan ilmu manusia bisa meraih apa yang dicita-citakannya, dengan ilmu manusia mampu menerobos angkasa, dan masih banyak lagi.
Allah menjamin dengan Jaminan yang Pasti, bahwanya terdapat perbedaan yang sangat besar antara orang yang berilmu dan tidak berilmu, baik dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya. begitu juga dalam menghadapi dan menyelesaikan sebuah permasalahan. orang berilmu menggunakan ilmu sebagai paradigma atau "pisau analisnya" melalui akal yang diberikanNya, sedangkan orang yang tidak berilmu mengambil cara pintas, dengan tanpa menganilasa sebab dan akibat yang akan ditimbulkannya.
Subhanallah, ternyata mahligai Ilmu dapat diraih dengan tafakkur, tadabbur, sehingga membawa manusia kepada kebahagian lahir dan batin yang menjadi idaman setiap manusia yang hidup di muka bumi ini.
Ingin bahagia lahir batin, dan dunia akhirat... dapatkan...carilah Ilmu....
Ingat.... Ilmu Allah sangat luas

Kompetensi Kepala Madrasah


STANDAR KOMPETENSI KEPALA MADRASAH ALIYAH
Oleh : H. Hasan Baharun, M. Pd

A. Pendahuluan
Kepemimpinan atau leadersehip adalah setiap sumbangan terhadap terwujudnya tujuan-tujuan kelompok atau golongan dalam memenuhi tujuan yang ingin dicapai. Kepemipinan tampak dalam proses di mana seseorang mengarahkan, membimbing, mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-pikiran, perasaan-perasaan atau tingkah laku orang lain.
Dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan Islam, kepemimpinan pada suatu lembaga pendidikan Islam mempunyai posisi yang strategis dalam upaya membawa lembaga pendidikan Islam ke arah yang dinginkan oleh pemimpinnya. Baik buruknya citra lembaga pendidikan Islam sangat ditentukan oleh baik buruknya kinerja, kemampuan dan citra dari seorang pemimpin dalam mengelola organisasi kelembagaannya.
Sehubungan dengan besarnya pengaruh pimpinan pada suatu lembaga pendidikan Islam (kepala madrasah), maka dalam hal ini diperlukan persyaratan khusus mengenai profil, kepribadian dan kompetensi kepala madrasah dalam upaya menciptakan efektivitas dan efisiensi lembaga madrasah, khususnya Madrasah Aliyah, peningkatan kualitas dan mutu Madrasah Aliyah serta pembentukan citra lembaga pendidikan Islam dan lain sebagainya.   
Berangkat dari asumsi pentingnya kemampuan yang harus dimiliki oleh kepala madrasah, khususnya Madrasah Aliyah, yang berkaitan dengan aspek keterampilan dan kompetensi personal kepala madrasah, maka dalam hal ini akan kami paparkan tentang bagaimana urgensi kepemimpinan dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan Islam ? bagaimana standar kompetensi yang harus dimiliki oleh personal kepala Madrasah Aliyah agar supaya lembaga yang dipimpinnya berjalan efektif, unggul dan memperoleh citra pengakuan yang baik dari berbagai pihak ?


B.  Urgensi Kepemimpinan dalam Sistem Pendidikan Madrasah
Berbicara tentang peranan kepala sekolah (madrasah) dalam kaitannya dengan peningkatan kinerjanya, maka prinsip-prinsip dan praktek kepemimpinan ini hendaknya dikaitkan dengan peranan kepala sekolah dan kedudukan pimpinan lainnya yang relevan dan peranan kepemimpinan khusus dalam menggerakkan para pelaksana yang meliputi hubungan dengan staff, siswa, orang tua siswa, dan orang-orang lain di luar komuniti tempat sekolah itu berada[1].
Sejarah pertumbuhan peradaban manusia banyak menunjukkan bukti bahwa salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan keberlangsungan organisasi adalah kuat tidaknya kepemimpinan. Kegagalan dan keberhasilan suatu oganisasi banyak ditentukan oleh pemimpin karena pemimpin merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuan yang akan dicapai. Hal ini sejalan dengan dengan apa yang dikemukakan Siagian[2] bahwa arah yang hendak ditempuh oleh organisasi menuju tujuan harus sedemikian rupa hingga mengoptimalkan pemamfaatan dari segala sarana dan prasarana yang tersedia. Arah yang dimaksud tertuang dalam strategi dan taktik yang disusun dan dijalankan oleh organisasi yang bersangkutan. Perumus serta penentu strategi dan taktik adalah pemimpin dalam organisasi tersebut.
            Mengingat pentingnya kepala sekolah (dalam istilah pendidikan umum dan kepala madrasah dalam istilah pendidikan Islam), maka  dapat diketahui bahwa fungsi utama kepala sekolah (madrasah) sebagai pemimpin pendidikan adalah menciptakan situasi belajar mengajar sehingga guru-guru dapat mengajar dan murid-murid dapat belajar dengan baik. Dalam melaksanakan fungsi tersebut, kepala madrasah memiliki tanggung jawab ganda yaitu melaksanakan administrasi madrasah sehingga tercipta situasi belajar mengajar yang baik, dan melaksanakan supervisi sehingga guru-guru bertambah dalam menjalankan tugas-tugas pengajarannya dan dalam membimbing murid-muridnya.
Sebagai pemimpin pendidikan, kepala madrasah menghadapi tanggung jawab yang berat, untuk itu ia harus memiliki persiapan memadai dalam melaksanakan pekerjaannya[3]. Pekerjaan pemimpin pendidikan adalah menstimulir dan membimbing pertumbuhan guru-guru secara continue sehingga mengenal dan mampu melaksanakan dengan lebih baik segenap tugas pengajarannya sehingga mereka akhirnya mampu menstimulir dan membimbing murid-murid untuk dapat berpartisipadi di dalam masyarakat demokratis. Kepala madrasah harus mampu menciptakan situasi belajar mengajar yang baik. Ini berarti bahwa ia harus mampu mengelola "school plant", pelayanan-pelayanan khusus madrasah, dan fasilits-fasilitas pendidikan sehingga guru-guru dan murid-murid memperoleh kepuasan menikmati kondisi-kondisi kerja; mengelola personalia pengajar dan murid; membina kurikulum yang memenuhi kebutuhan anak dan mengelola catatan-catatan pendidikan. Kesemuanya ini diharapkan agar ia dapat memajukan program pengajaran di sekolahnya.
Berkaitan dengan tugasnya sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya sekolah secara teknis akademis saja, dengan kondisi dan situasinya serta hubungannya dengan masyarakat sekitarnya merupakan tanggung jawabnya pula. Inisiatif dan kreatif yang mengarah kepada perkembangan dan kemajuan sekolah adalah tugas dan tanggung jawab kepada sekolah. Namun demikian, dalam usaha untuk memajukan sekolah dan menanggulangi kesulitan yang di alami sekolah baik yang berupa atau bersifat material seperti perbaikan gedung penambahan ruang, penambahan perlengkapan, maupun yang bersangkutan dengan pendidikan anak-anak, kepala sekolah harus bekerja sama dengan para guru dan orang tua yang dipimpinnya.
Disamping tanggung jawab tersebut, kepala madrasah bertanggung jawab dalam meningkatkan pertumbuhan guru-guru secara continue. Dengan praktek demokratis, ia harus mampu membantu guru-guru mengenal kebutuhan masyarakat sehingga tujuan pendidikan memenuhi hal itu. Ia harus mampu membantu guru membina kurukulum sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuan anak. Ia harus mampu menstimulir guru-guru untuk mengembangkan metode dan prosedur pengajaran. Ia harus mampu membantu guru-guru mengevaluasi program pendidikan dan hasil belajar murid. Ia harus juga mampu menilai sifat-sifat dan kemampuan guru-guru sehingga ia dapat membantu perbaikan mereka. 
Di tengah peliknya pendidikan dewasa ini dengan berbagai kendala yang dihadapi serta harapan ke depan, diperlukan pemimpin madrasah yang profesional guna mewujudkan visi dan misi dari lembaga pendidikan madrasah agar dapat memajukan lembaganya, memperbaiki citranya serta dapat menciptakan suasana kependidikan yang efektif dan efisien, sehingga mampu melahirkan insan pendidikan yang paripurna.
C. Kepala Madrasah sebagai Pemimpin Visioner
Dalam menghadapi kehidupan terbuka dalam abad 21 dengan masalah-masalah globalnya, menurut Tilaar[4] diperlukan pemimpin-pemimpin yang sesuai yang disebut pemimpin profesional; pemimpin yang bukan hanya menguasai kemampuan dan ketrampilan untuk memimpin tetapi juga dituntut dari padanya dua hal, yaitu sebagai berikut ; (a) pemimpin yang dapat mengejawantahkan nilai-nilai Islam di dalam sistem pendidikan Islam, dan (b) pemimpin yang memiliki dan menguasai nilai-nilai ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan permintaan zaman.
Salah satu unsur dari kepemimpinan pendidikan lainnya ialah gaya kepemimpinan yang demokratis[5]. Gaya ini telah melekat di dalam kehidupan pendidikan Islam, oleh sebab itu perlu dilestarikan dan disesuaikan dengan tingkat kecerdasan rakyat. Kepemimpinan yang demokratis pada masa yang lalu tentunya berbeda dengan kepemimpinan demokratis di dalam masyarakat yang sudah berkembang. Semakin tinggi tingkat pendidikan rakyat, semakin tinggi pula partisipasinya di dalam kehidupan bersama. Oleh sebab itu kepemimpinan pendidikan Islam di dalam era dewasa ini haruslah seorang yang mempunyai pandangan yang luas sehingga dapat mengakomodasikan berbagai pikiran dan pendapat masyarakat yang semakin dewasa, dengan demikian pemimpin masa depan lembaga pendidikan haruslah pemimpin visioner.
Pemimpin visioner adalah pemimpin yang memiliki dan selalu berorientasi ke depan, apa yang ingin diwujudkan di masa depan dari realitas yang sedang dihadapi. Pemimpin yang visioner itu penting dalam menentukan hidup matinya lembaga pendidikan. Ini dapat dipahami dari alasan bahwa (a) adanya perubahan lingkungan yang cenderung sulit diramalkan, sulitnya membuat ramalan menyebabkan rencana strategis organisasi sering tidak cocok lagi dengan lingkungan yang sudah berubah; dan (b) rencana strategis organisasi akhirnya digantikan oleh visi organisasi yang lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan lingkungan.
Untuk menghadapi perubahan-perubahan yang sulit diramalkan tersebut dan upaya menyususn visi baru yang lebih fleksibel, menurut Darmayanti (tt, 202) diperlukan pemimpin masa depan yang visioner, yaitu; (a) mendorong setiap anggota organisasi untuk mengidentifikasi masalah dan kemudian memecahkannya; (b) memaksimalkan energi dengan cara; keluar dari situasi status quo dan tidak terlalu bersikap kompromistis; menghasilkan keputusan yang berkualitas; mencapai target hasil yang maksimal, dengan teknik dan metode yang sama sekali baru; (c) mengolah data dan informasi dengan cepat; (d) menyajikan informasi yang benar dan mudah dicerna; (e) mahir dalam berkomunikasi; (f) mengajak anggota organisasi untuk berpikir dan bertindak menurut agenda kegiatan mereka; (g) mengolah, melatih, dan menggunakan intuisi untuk mengambil keputusan[6].
Pemimpin visioner, menurut  Darmayanti perlu melakukan lima peran sebagai berikut; pertama, peran merumuskan visi (the vision role); kedua, peran menjalin hubungan (the relationship roles); ketiga, peran mengendalikan (the control role); keempat, peran melakukan dorongan (the encourage role); kelima, Peran sebagai pemberi informasi (the information role).
Dari tanggung jawabnya yang besar terhadap proses kependidikan di lingkungan yang dipimpinnya, dapat diketahui bahwa semakin tinggi kepemimpinan yang diduduki oleh seseorang dalam organisasi kependidikan, nilai dan bobot strategik dari keputusan yang diambilnya semakin besar. Sebaliknya semakin rendah kedudukan seseorang dalam suatu organisasi kependidikan, keputusan yang diambilnya pun lebih mengarah kepada hal yang operasional. Terlepas dari keputusan yang diambil, apakah pada kategori strategik, taktis, teknis, atau operasional, semuanya tergolong pada “penentuan arah” dari perjalanan yang hendak kepala madrasah merupakan top leader dalam suatu lembaga pendidikan. Kebijakan yang diputuskan merupakan hal yang strategi dalam keberhasilan madrasah. Kepala madrasah seharusnya orang yang memiliki kecerdasan, kekreatifan, dan visi dan tujuan ke depan dalam rangka menatap realitas masyarakat yang semakin gobal. Menurut pandangan Gorton[7], kepala madrasah adalah agen pembaharu, sangat penting dalam inovasi pembelajaran. Pembelajaran adalah menilai efektivitas program, mengkaji, mengembangkan dan mengimplementasikan program pengembangan madrasah.
Menurut Rogers, langkah-langkah tugas kepala madrasah sebagai pemimpim visioner pada lembaga pendidikan yang dipimpinnya dalam upaya memperkenalkan inovasi adalah sebagai berikut :
  1. Membangkitkan kebutuhan untuk berubah, tahap ini kepala madrasah sebagai pemimpin visioner membantu klien menemukan masalah-masalah penyelesaiannya.
  2. Memantapkan hubungan pertukaran informasi. Kepala madrasah sebagai pemimpin visioner harus segera membina hubungan dengan klien, dan adanya saling kepercayaan.
  3. Mendiagnosa masalah yang dihadapi. Kepala madrasah sebagai pemimpin visioner harus melihat masalah dengan kaca mata klien, artinya kesimpulan diagnosa harus berdasarkan analisa situasi dan psikologi klien, bukan berdasarkan pandangan pribadi kepala madrasah.
  4. Mengembangkan kemampuan klien untuk berubah. Kepala madrasah sebagai pemimpin visioner bertugas untuk mencari cara memotivasi dan menarik perhatian klien agar timbul kemauannya untuk berubah.
Sedangkan factor-faktor yang mempengaruhi terhadap pelaksanaan proses kepemimpinan kepala madrasah sebagai pemimpin visioner pada lembaga pendidikan, khususnya pendidikan yang berlangsung di Madrasah Aliyah, menurut Ibrahim[8], ada beberapa factor yang mempengaruhi terhadap keberhasilan pemimpin visioner, diantaranya : Kegigihan pemimpin, menyesuaikan dengan kebutuhan klien, adanya kontak dengan klien, empati terhadap klien, memberi kepercayan kepada klien, hidari adanya professional semu, mendayagukan pemuka pendapat dan menumbuhkan kemampuan klien untuk menilai inovasi.
Sebagai pemimpin visioner pada lembaga pendidikan Islam, kepala madrasah harus disertai dengan berbagai macam keterampilan dalam mengelola berbagai hal yang berkaitan proses pelaksanaan kepemimpinannya. Dalam hal ini, ada tiga macam keterampilan yang harus dimiliki oleh kepala sekolah untuk menyukseskan kepemimpinannya. Ketiga keterampilan tersebut adalah keterampilan konseptual, yaitu keterampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi; keterampilan manusiawi, yaitu keterampilan untuk bekerja sama, memotivasi dan memimpin; serta keterampilan tekhnik adalah keterampilan dalam menggunakan pengetahuan metode, tekhnik, serta perlengkapan untuk menyelesaikan tugas tertentu.
Lebih lanjut dikemukakan bahwa untuk memiliki kemampuan, terutama keterampilan konsep, para kepala sekolah diharapkan melakukan kegiatan-kegiatan berikut : 1) senantiasa belajar dari pekerjaan sehari-hari terutama dari cara kerja para guru dan pegawai sekolah lainnya, 2) melakukan obeservasi kegiatan manajemen secara terencana, 3) membaca berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan, 4) memanfaatkan hasil-hasil penelitian orang lain, 5) berfikir untuk masa yang akan datang, 6) merumuskan ide-ide yang data diujicobakan. Selain itu, kepala sekolah harus dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang efektf sesuai dengan situasi dan kebutuhan serta motivasi para guru dan pekerja lain[9]. 
D. Standar Dasar Kompetensi Kepala Madrasah Aliyah
Kepala madrasah sebagai pelaksana kepemimpinan pendidikan di madrasah, khususnya Madrasah Aliyah harus memiliki kemampuan dan keterampilan yang dapat dipraktekkan dalam kehidpan sehari-hari. Di bawah ini terdaftar item-item yang menentukan kesuksesan kepala Madrasah Aliyah sebagai pemimpin pendidikan. Daftar ini merupakan pemikiran dari para administrator yang baik dalam wujud tindak laku. Daftar ini juga merupakan "barometer" kebaikan kepemimpinan kepala madrasah dan menggambarkan tugas-tugas dan peranan kepala madrasah dalam melaksanakan kepemimpinan pendidikan.
      Keterampilan dan kemampuan yang menggambarkan tugas dan peranan kepala madrasah di jenjang pendidikan Madrasah Aliyah dalam penerapan kepemimpinannya adalah sebagai berikut :
  1. Kepemimpinan madrasah adalah pemimpin di bidang kurikulum
  2. Kepala madrasah adalah pemimpin di bidang personalia
  3. Kepala madrasah pemimpin di bidang "public relation"
  4. Kepala madrasah adalah pemimpin di bidang hubungan guru murid
  5. Kepala madrasah sebagai pemimpin personal di bidang pengajaran
  6. Kepala madrasah sebagai pemimpin di dalam mengadakan hubungan dengan kantor Departemen P & K
  7. Kepala madrasah sebagai pemimpin dalam pelayanan bimbingan
  8. Kepala madrasah adalah pemimpin dalam artikulasi dengan madrasah-madrasah lain
  9. Kepala madrasah sebagai pemimpin di bidang pengorganisasian[10].   
Sehubungan dengan lembaga pendidikan yang dipimpin tersebut merupakan lembaga pendidikan yang berusaha menyiapkan para generasi muda Islam menjadi generasi yang berguna, maka diperlukan suatu pemimpin atau kepada Madrasah Aliyah yang memiliki standar kompetensi pada tiap individu yang akan menjabat dan memimpin lembaga pendidikan Islam pada jenjang Madrasah Aliyah, agar proses kepemimpinannya menjadi efektif, efisien, mengangkat citra Madrasah Aliyah dan meningkatkan mutu serta kualitas lembaga yang dipimpinnya.
Sebelum memasuki pada tahap standar kompetensi yang harus di miliki oleh kepala Madrasah Aliyah, ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh setiap kepala madrasah, sebagai pemimpin lembaga pendidikan Islam diantaranya :
a.       Pemimpin memerlukan kemampuan berfikir secara fleksibel terhadap organisasi; melihat organisasi dari berbagai sudut pandang; menyesuaikan gaya kepemimpinan agar cocok dengan isu-isu yang sedang tumbuh
b.      Pemimpin perlu mengembangkan kecakapannya untuk melihat organisasi sebagai bentuk organisk dengan kebutuhan, peranan, kewibawaan dan symbol-simbol yang secar bisnis bercampur untuk membantu arah dan memebentuk perilaku
c.       Pemimpin kepala madrasah Aliyah harus diperkenalkan konsep – frame – kecakapan untuk melihat organisasi melalui lensa yang berbeda-beda, yaitu
1.      Fleksibel dalam pemikrian
2.      Menganjurkan fleksibel ke dalam tindakan
3.      Kecakapan memainkan peranan yang perlu di dalam situasi tanpa mengorbankan nilai-nilai dasar
Berdasarkan ketiga hal penting yang perlu diperhatikan oleh para pemimpin, maka profil seorang pemimpin madrasah yang disebut sebagai kepala madrasah yang berhasil adalah "pemimpin yang mampu menciptakan dan menopang satu keseimbangan di antara hal yang ekstrem", yaitu
a.       Mengetahui bagaimana pemimpin berpihak, mengetahui apa yang diharapkan oleh organisasi
b.      Mampu berpikir kreatif tentang bagaimana membuat sesuatu terjadi dan dapat mengembangkan strategi (teoritikus), memberikan respon terhadap realitas organisasi
c.       Para pemimpin adalah pujangga yang filosofis, pemikir yang pemain, seorang negoisator yang dapat memberi dan menerima pelaku lain serta kepentingan-kepentingan lain di dalam membentuk suatu arah yang telah direncanakan[11]
Berangkat dari hal tersebut di atas, maka dapat dirumuskan tentang bagaimana standar kompetensi yang harus dimiliki oleh tiap kepala madrasah yang akan memimpin pada suatu lembaga pendidikan tingkat Menengah Atas (Madrasah Aliyah). Kompetensi dasar tersebut merupakan pra syarat bagi seorang pemimpin, yang tidak boleh tidak harus dimiliki oleh masing-masing person yang akan menjadi kepala Madrasah Aliyah. Diantara standar dasar kompetensi atau skill yang harus di miliki oleh personal kepala Madrasah Aliyah, menurut ahli ilmu pendidikan, Prof. Dr. H. Muhaimin [12] mencakup : 
1.      General life skill, yang mencakup :
a.       Personal skill (kecakapn personal atau kecakapan mengenal diri) yang meliputi : 1) kesadaran sebagai mahluq Tuhan, 2) Kesadaran akan ekstistensi diri, 3) kesadaran akan potensi diri.
b.      Thinking skill (kecakapan berfikir), yang meliputi : 1) kecakapan menggali informasi dan menemukan informasi, 2) kecakapan mengolah informasi, 3) kecakapan memecahkan masalah.
c.       Social skill, yang meliputi : 1) kecakapan komunikasi lisan, 2) kecakapan komunikasi tertulis, dan 3) Kecakapan bekerja sama.

2.      Spesific life skill, yang mencakup :
a.       Academic skill (kecakapan akademis) meliputi kecakapan : 1) Mengidentifikasi variable, 2) merumuskan hipotesis dan 3) melaksanakan penelitian
b.      Vocational skill (kecapan vocational) atau ketrampilan kejuruan, yakni keterampilan yang dikaitkan dengan pekerjaan tertentu yang terdapat dilingkungan atau masyarakatnya.
Kompetensi tersebut merupakan kerangka dasar harus selalu dimiliki dalam rangka menciptakan proses pelaksanaan kepedidikan yang efektif dan efisien, mewujudkan tujuan dari lembaga pendidikan yang dipimpinnya, memperbaiki dan mengangkat mutu, kualitas dan citra Madrasah Aliyah, dan dapat mengcover terhadap berbagai kebutuhan konsumen yang berkaitan dengan lembaga pendidikan yang dipimpinnya.
Dari sini dapat dijabarkan, bahwa pada personal kepala madrasah dibutuhkan kompetensi dan skill yang bersifat universal dan kompetensi atau skill yang bersifat khusus yang harus dimiliki. Kompetensi atau skill yang bersifat universal tersebut, meliputi : keahlian atau kemampuan dasar, sifat atau watak; sedang persyaratan khusus yang diperlukan adalah berbagai kemampuan : seperti penguasaan terhadap tugas dan keterampilan profesional, serta pelatihan dan pengalaman professional dan kompetensi administrasi dan pengawasan.
Dari ciri-ciri kepemimpinan yang bersifat universal dan ciri-ciri khusus, sesuai dengan tuntutan spesifikasi jabatan kepala madrasah melahirkan satu standar kompetensi kepemimpinan kepala madrasah dalam arti untuk diskripsi yang mengungkapkan tentang kecakapan, kepribadian, dan karier dalam hidup (riwayat pekerjaan) secara garis besar seorang kepala madrasah.
1.      Keahlian atau kemampuan dasar
Keahlian atau kemampuan dasar, yaitu sekelompok kemampuan yang harus dimiliki oleh tingkat pemimpin apapun, yang mencakup; technical, human, dan conceptual skills
  1. Technical skills
Kecakapan spesifik tentang proses, prosedur atau tekhnik-tekhnik, atau merupakan kecakapan khusus dalam menganalisis hal-hal yang khusus dan penggunaan fasilitas, peralatan, serta teknik-teknik pengetahuan yang spisifik
  1. Human skills
Kecakapan pemimpin untuk bekerja secara efektif sebagai anggota kelompok dan untuk menciptakan usaha kerja sama di lingkungan kelompok yang dipimpinnya. Apabila dalam technical skills menunjukkan kecakapan yang berhubungan dengan barang, sebaliknya human skills menunjukkan ketrampilan yang berkaitan dengan orang atau manusia, yang indikatornya sebagai berikut :
-          Mampu mempengaruhi orang lain
-          mampu melihat dirinya sendiri atau sikapnya
-          Mampu menciptakan satu lingkungan dimana pemimpin dan bawahannya merasa yakin, suasana memungkinkan bekerja sama secra harmonis dan produktif
-          Mampu menjadi komunikator dan pemimpin yang efektif
-          Mampu berhubungan dengan orang lain dan menciptakan lingkungan yang terpercaya, keterbukaan dan rasa hormat bagi individu.
  1. Conceptual skills, yang memiliki indicator :
-          Kemampuan seorang pemimpin melihat organisasi sebagai satu keseluruan
-          Mengetahui bagaimana fungsi organisasi yang bernmacam-macam saling bergantung satu sama lain, dan bagaimana pertumbuhan yang terjadi, pada satu bagian tertentu akan berpengaruh terhadap bagian yang lain.
-          Mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh aktivitas, kepentingan dan perseosi dari individu dan kelompok ke dalam organisasi sebagai totalitas.

2.      Kualifikasi pribadi
Kualifikasi pribadi yang berupa serangkaian sifat atau watak yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin pada umumnya termasuk kepala madrasah. Dengan kata lain seorang pemimpin yang diharapkan berhasil dalam melaksanakan tugas-tugas kepemimpinannya harus didukung ; mental, fisik, emosi, sikap, etika dan kepribadiannya yang mimiliki ciri-ciri pokok sebagai berikut :
  1. Mental
Unggul dalam IQ mampu menberikan pertimbangan induvidu, memiliki kecakapan dalam menghadapi persoalah-persoalan yang abastrak, kecakapan menghadapi dan bekerja sama dengan orang lain kesanggupan untuk mempelajari pendekatan dan teknik-teknik baru, kemampuan untuk memberi perintah, kesanggupan untuk mempengarui orang lain, unggul di dalam kemampuan menulis dan berbicara.
  1. Fisik
Stamina sangat penting agar mampu memenuhi tuntuan tugas. Kesiagaan, enerjik dan antusiasme sehari-hari memerlukan kesehatan yang perima.
  1. Emosi
Seharusnya seorang pemimpin harus memiliki keseimbangan dan kestabilan emosional dan bersifat sabar[13].
  1. Etika
Seorang pemimpin atau kepala madrasah harus bersifat etik secara menyeluruh dalam menghadapi dan melakukan kerja sama ; 1) harus selalu terbuka terhadap orang lain, harus cermat menghindarkan dari sikap pilih kasih, harus menjadi orang jujur yang  tidak di ragukan 2) tiadak boleh melalaikan tanggung jawabnya.

  1. Sikap
Sikap dari seorang pemimpin atau kepala sekolah kritis diantaranya sikap kepala sekolah terhadap tugasnya, bawahan, dan sikap kepala sekolah terhadap atasannya
  1. Kepribadian
Seorang pemimpin dikatakan memiliki kepribadian apabila pemimpin atau kepala sekolah selalu bersikap dan berprilaku ; 1) selalu sadar, simpatik dan loyal dengan bawahan 2) membuat senang bawahan, menolong bawahan sehingga bawahan merasa memperoleh kemudahan, memberikan dorongan dan menerima bawahan, serta menciptakan satu lingkungan yang dapat dipercaya, keterbukaan dan rasa hormat terhadap individu.
3.      Keterampilan profesional
Disamping mengetahui dan menguasai tugas harus dilengkapi dengan kemampuan dalam berbagai keterampilan, diantaranya adalah keterampilan pengelolaan pendidikan secara profesional, seperti:
-          Kepala madrasah harus berfungsi sebagai seorang pendidik, yang mampu mengajar memberikan peragaan, melaksanakan pertemuan, dan memberikan bimbingan.
-          Kepala madrasah harus mampu merencanakan dan melaksanakan penelitian dalam pendidikan dan mempergunakan temuan riset itu untuk dipergunakan dalam program pendidikan.
-          Kepala sekolah harus mampu mengadakan supervisi dan evaluasi pengajaran, fasilitas, kelengkapan dan materi pengajaran.
4.      Kompetensi kepala madrasah
Disamping persyaran yang bersifat maksimal, terdapat sederetan persyaratan kemampuan administrasi dan pengawasan yang harus dimiliki pula oleh seorang kepala madrasah pada jenjang pendidikan menengah atas (Madrasah Aliyah) sebagai kompetensi kepala madrasah di bidang administrative meliputi hal-hal sebagai berikut ;
-          Kemampuan diagnostic dalam menganalisis persoalan[14]
-          Kemampuan memberikan pertimbangan, pendapat dan keputusan
-          Kemampuan mengatur sumberdaya dan berbagai macam kegiatan
-          Kemampuan mengambil keputusan
-          Kemampuan memimpin
-          Memiliki kepekaan dalam berpikir kreatif dan inovatif[15]
-          Bersifat lapang dada dan sabar
-          Kemampuan berkomunikasi secara lisan
-          Kemampuan berkomunikasi secara tertulis
-          Aktif berpartisipasi dan mendiskusikan berbagai macam subyek
-          Memiliki motivasi pribadi yang tinggi.
Sedangkan dalam aspek administrasi, kepala Madrasah Aliyah dituntut untuk memiliki kemampuan yang handal dalam bidang administrasi pendidikan. Berkaitan dengan hal ini, maka kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala madrasah dalam bidang administrative adalah :
a.       Problem analisys (analisis persoalan)
-          Kecakapan mencari keterkaitan data dan menganalisis informasi yang kompleks untuk menentukan unsur-unsur penting suatu situasi masalah
-          Mencari informasi dengan satu tujuan
b.      Judgement (pertimbangan, pendapat, keputusan)
-          Kecakapan untuk memperoleh kesimpulan-kesimpulan logis dan membuat keputusan yang berkualitas tinggi didasarkan pada informasi yang tersedia
-          Kecakapan dalam mengidentifikasi kebutuhan pendidikan dan menempatkan prioritas
-          Kemampuan mengevaluasi kemunikasi tertulis ecara kritis (mendalam)

c.       Organizational Ability
-          Kemampuan merencanakan, menjadwalkan dan mengendalikan terhadap pekerjaan dan untuk lain-lain
-          Kecakapan dalam mendayagunakan berbagai sumber daya ke dalam cara yang optimal
-          Kemampuan untuk menghadapi suatu volume pekerjaan tulis emnulis dan tuntutan yang berat pada suatu ketika
d.      Decisiveness (penentuan keputusan)
Kemampuan mengakui atau menghargai keputusan yang dijadikan syarat (tanpa mengabaikan kualitas) dan melaksankan dengan cepat
e.       Kepemimpinan (leadership)
-          Kemampuan untuk mengajak orang lain terlibat ke dalam penyelesaian persoalan
-          Kemampuan yang mengakui, menerima apabila kelompok memerlukan petunjuk untuk saling bekerja sama dengan kelompok secara efektif dan kemampuan memberikan bimbingan untuk mencapai menyelesaikan tugas
f.       Sensitivity
-          Kemampuan untuk merasakan kebutuhan yang berkaitan dengan persoalan-persoalan pribadi orang lain
-          Kecakapan memecahkan konflik
-          Taktis dalam menyesuaikan diri dengan pribadi-pribadi dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda
-          Kemampuan dalam menghadapi secara efektif orang-orang yang terlibat dalam isu emosional
-          Mengetahui informasi apa untuk berkomunikasi dan berkomunikasi dengan siapa, apa yang dikomunikasikan dengan orang lain

My Family

My Family
Kunjungan Dosen Native Speaker dari Sudan

My Duty

My Duty
Pelatihan Model Pembelajaran