Salam Ta'aruf

Allah telah membuktikan firmannya :
"Qul Hal Yastawilladzina Ya'lamuna wal Ladzina la Ya'lamuun"....
ayat tersebut merupakan anjuran kepada manusia agar supaya kita menjadikan ILMU sebagai sesuatu yang paling berharga dan tameng dalam hidupnya.
dengan Ilmu manusia bisa menggapai segala-galanya, dengan ilmu manusia bisa meraih apa yang dicita-citakannya, dengan ilmu manusia mampu menerobos angkasa, dan masih banyak lagi.
Allah menjamin dengan Jaminan yang Pasti, bahwanya terdapat perbedaan yang sangat besar antara orang yang berilmu dan tidak berilmu, baik dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya. begitu juga dalam menghadapi dan menyelesaikan sebuah permasalahan. orang berilmu menggunakan ilmu sebagai paradigma atau "pisau analisnya" melalui akal yang diberikanNya, sedangkan orang yang tidak berilmu mengambil cara pintas, dengan tanpa menganilasa sebab dan akibat yang akan ditimbulkannya.
Subhanallah, ternyata mahligai Ilmu dapat diraih dengan tafakkur, tadabbur, sehingga membawa manusia kepada kebahagian lahir dan batin yang menjadi idaman setiap manusia yang hidup di muka bumi ini.
Ingin bahagia lahir batin, dan dunia akhirat... dapatkan...carilah Ilmu....
Ingat.... Ilmu Allah sangat luas

Evaluasi Program Humas di Lembaga Pendidikan


EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM HUMAS
DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
Oleh : H. Hasan Baharun, M. Pd

Evaluasi dalam suatu organisasi memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan perkembangan, kemajuan, kemunduran suatu organisasi, guna ditindak lanjuti sebagai langkah improvisasi organisasi menuju ke arah yang lebih baik dan maju.  
Tentunya evaluasi akan sesuai dengan apa yang diharapkan apabila pelaksanaannya dilaksanakan secara continue dan mempertimbangkan accountability. Apabila hal tersebut tidak dilaksanakan, maka dalam pelaksanaan evaluasi selanjutnya akan mengalami suatu kendala, khususnya dalam upaya pengembangan organisasi selanjutnya.
Dalam kaitannya dengan evaluasi pelaksanaan program humas di lembaga pendidikan Islam, posisi evaluasi sangat strategis dalam upaya untuk menentukan arah kebijakan selanjutnya bagi suatu lembaga pendidikan Islam. Suatu evaluasi yang dilaksanakan akan menjadi efisien dan efektif dan bermanfaat bagi lembaga atau sekolah yang akan berimplikasi pada kemajuan sekolah, apabila evaluasi terhadap programnya dilaksanakan secara obyektif tanpa ada suatu intervensi yang terlalu mendalam dari sekolah terhadap opini public dalam menentukan arah jawabannya akan suatu lembaga pendidikan yang ada di sekitarnya, kemudian ditindak lanjuti dengan program-program baru yang telah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan yang ada dalam program pelaksanaan evaluasi.
Begitu pula sebaliknya, evaluasi yang dilaksanakan oleh sekolah akan menjadi tidak efektif dan efisien dan justeru mengarah kepada kemunduran dari sekolah itu sendiri, apabila evaluasi terhadap programnya dilaksanakan tanpa mempertimbangkan obyektivitas public. Atau sekolah terlalu terjun secara mendalam dalam penentuan opini public tentang lembaga pendidikan yang ada, sehingga tujuan dari evaluasi yang mengarah kepada improvisasi program akan menjadi tereliminasi oleh kepentingan-kepentingan sekolah dalam pelaksanaannya.    
Fungsi Evaluasi dalam Pelaksanaan Program Humas
Evaluasi adalah tahap terakhir setelah tahap-tahap penelitian, perencanaan dan penggiatan yang dilaksanakan oleh suatu organisasi[1]. Dalam beberapa hal, evaluasi memiliki karakteristik pengukuran dan penilaian, apakah kuantitaf atau kualitatatif. Evaluasi dalam hal ini diartikan sebagai suatu pengukuran (measurenment) atau penilaian (evaluation) terhadap suatu perencanan yang telah dilakukan oleh organisasi yang biasa dilakukan pada pertengahan, akhir bulan atau tahun. Terdapat suatu perbedaan antara pengukuran dan penilaian dalam suatu obyek dilakukan dalam suatu evaluasi.
Pengukuran (measurement) adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran, dan pengukuran ini bersifat kuantitatif. Sedangkan penilaian (evaluation) adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk, dan penilaian bersifat kualitatif. Mengadakan penilaian meliputi dua langkah tersebut, yaitu mengukur dan menilai[2]. Adapun unsur-unsur pokok dalam suatu evaluasi yaitu : adanya obyek yang mau dievaluasi, adanya tujuan pelaksanaan evaluasi, adanya alat pengukuran (standar pengukuran / perbandingan), adanya hasil evaluasi apakah bersifat kualitatif maupun kuantitatif[3]. Kualitatif artinya, hasil tersebut tidak bisa diukur secara statistic, melainkan diukur melalui pengalaman dan perbandingan nyata. Sedangkan kuantitatif maksudnya adalah hasil dalam suatu pelaksaanan evaluasi dapat diukur berdasarkan angka-angka atau statistic[4].
            Dari pengertian tersebut di atas, maka akan dapat diketahui mengenai tujuan dan fungsi dari evaluasi tersebut. Evaluasi pelaksanaan program humas dalam hal ini bertujuan untuk  mengetahui implikasi suatu lembaga pendidikan terhadap public / khalayak dalam berbagai hal[5]. Sedangkan fungsi dari evaluasi dalam pelaksanaan program humas di berbagai lembaga pendidikan, khususnya lembaga pendidikan Islam adalah :
  1. Evaluasi berfungsi selektif
Dengan cara mengadakan evaluasi dalam pelaksanaan program humas, sekolah mempunyai cara untuk mengadakan seleksi terhadap berbagai kinerjanya, apakah itu tetap dilaksanakan, dimodifikasi, atau ditinggalkan. 
  1. Evaluasi berfungsi diagnostic
Apabila alat yang digunakan dalam evaluasi cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, sekolah akan mengetahui berbagai kelemahan dari apa yang selama ini telah dilaksanakan. Ketika sekolah telah menemukan kelemahan dalam pelaksanaan evaluasi ini di lembaganya, maka dengan mudah sekolah akan mencari suatu jalan alternative dalam pemecahan problematika yang dialami melalui berbagai cara, tergantung kepada tingkat kelemahannya dan kebutuhan sekolah dan masyarakat.
  1. Evaluasi berfungsi sebagai pengukuran keberhasilan
Fungsi dari pengukuran dan evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan untuk kemudian ditindak lanjuti dengan pengembangan program jika memungkinkan. Keberhasilan program ditentukan oleh beberapa factor, guru, siswa, kurikulum, sarana dan lain sebagainya.
Atas dasar uraian di atas, maka dapatlah diketahuhi bahwa evaluasi dalam pelaksanaan program humas di lembaga pendidikan Islam dilaksanakan untuk :
1.        Memperoleh informasi yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas serta keefektivan belajar siswa dan pengembangan sekolah.
2.        Memperoleh bahan feed back.
3.        Memperoleh informasi yang diperlukan untuk memperbaiki dan menyempunarkan proses pembelajaran di sekolah.
4.        Memperoleh informasi yang diperlukan untuk memperbaiki, menyempurnakan serta mengembangkan program.
5.        Mengetahui kesukaran-kesukaran apa yang dialami siswa selama belajar dan bagaimana mencari jalan keluarnya[6].
Disamping itu pula evaluasi pelaksanaan program humas dapat pula mengusulkan penambahan untuk meningkatkan prestasi yang diharapakan yang pada gilirannya dapat membawa ke arah modifikasi program humas yang ada pada suatu lembaga pendidikan[7].
Dari beberapa fungsi evaluasi tersebut di atas, maka suatu evaluasi akan tercapai apabila dilaksanakan secara obyektif dan tercipta suasana yang terbuka, harmonis serta menerima terhadap berbagai kritikan yang dirahkan kepada upaya pengembangan sekolah. Factor inilah yang nantinya akan menjadikan sekolah bisa berkembang dan sesuai dengan tuntutan dari pendidik, peserta didik, masyarakat dan lain sebagainya. Asumsi ini mengantarkan kepada tentang betapa pentingnya suatu evaluasi dilaksanakan dalam suatu lembaga pendidikan yang berkaitan dengan humas, khususnya pada lembaga pendidikan Islam, yang selama ini banyak mengalami problematika yang cukup serius untuk mengembangkan system yang ada di dalamnya.
Evaluasi dalam proses pengembangan system ini dimaksudkan untuk perbaikan system, pertanggung jawaban kepada pemerintah dan masyarakat serta penentuan tindak lanjut hasil pengembangan[8] :
  1. Perbaikan system
Dalam konteks tujuan ini, peranan evaluasi lebih bersifat konstruktif, karena hasil penilaian dijadikan input bagi perbaikan-perbaikan yang diperlukan di dalam program pelaksanaan humas di lembaga pendidikan Islam yang sedang dikembangkan. Di sini evaluasi lebih merupakan kebutuhan yang datang dari dalam system itu sendiri, karena evaluasi itu sendiri dipandang sebagai factor yang memungkinkan dicapainya hasil pengembangan yang optimal dari system yang bersangkutan.

  1. Pertanggung jawaban kepada pemerintah dan masyarakat

Selama dan terutama pada akhir fase pelaksanaan pengembangan program humas dalam lembaga pendidikan Islam, perlu adanya semacam pertanggung jawaban (accountability) dari pihak pelaksana kepada pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang dimaksud mencakup baik pihak yang mensponsori kegiatan pengembangan system tersebut, maupun pihak yang akan menjadi konsumen dari system yang telah dikembangkan. Dengan kata lain, pihak-pihak tersebut mencakup pemerintah, masyarakat, orang tua, petugas-petugas pendidikan dan pihak-pihak lainnya yang ikut mensponsori kegiatan pengembangan system yang bersangkutan dalam sekolah.
  1. Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan   
Tindak lanjut hasil pengembangan system pendidikan dapat berbentuk jawaban atas dua kemungkinan pertanyaan : pertama, apakah system baru tersebut akan atau tidak akan disebarluaskan ? kedua, dalam kondisi yang bagaimana dan dengan cara yang bagaiman pula system baru tersebut akan disebarluaskan ?.
Prosedur Evaluasi Pelaksanaan Program Humas
Untuk melihat keefektifan suatu program, maka dapat dilihat melalui evaluasi atau penilaian, karena dengan melalui cara tersebut, maka akan dapat diketahui kelemahan dan kekuatan dari pelaksanaan program humas tersebut. Dengan demikian, maka dapatlah pimpinan dan anggota staff untuk memperbaiki perencanaan dan pelaksanaan program tersebut. Tapi untuk melaksanakan penilaian yang valid, reliable dan obyektif, maka harus memperhatikan penggunaan metode yang tepat, membanding-bandingkan dengan hasil penilaian-penilaian dari aspek-aspek yang dinilai dan selanjutnya dilihat kemanfaatan program yang paling pokok, yang dilihat dari segi filsafat yang dianutnya oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Prosedur dalam pengadaan evaluasi dapat dibagi atas beberapa langkah. Mengenai pembagian langkah-langkah evaluasi ini, Muchtar Buckhori mengatakan bahwa; langkah-langkah pokok dalam evaluasi terdiri dari perencanaan yang berkaitan dengan tujuan dari evaluasi, pengumpulan data, analisa data dan penafsiran data[9].
            Masalah pertama yang harus dilakukan dalam pelaksanaan adalah merumuskan tujuan evaluasi yang hendak dilaksanakan dalam suatu proses pelaksanan program humas didasarkan atas tujuan yang hendak dicapai dalam program tersebut.
            Langkah pengumpulan data dapat dibagi atas beberapa sub langkah, yaitu : pelaksanaan evaluasi, memeriksa hasil-hasil evaluasi dan memberi kode atau skor. Data yang kita peroleh dalam pengumpulan data masih merupakan data mentah yang belum dapat memeberikan gambaran yang jelas kepada kita. Agar kita mendapatkan gambaran yang jelas, maka kode atau skor yang diperoleh harus dianalisa lebih lanjut.
Sehubungan dengan ini, maka kita mengenal tekhnik-tekhnik mengolah data. Tekhnik pengolahan data atau analisa data biasanya diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu pengolahan secara statistic (statistical analysis) dan pengolahan bukan secara statistic (non statictical analysis).
Memberikan interpretasi atau menafsirkan data maksudnya adalah merupakan suatu pernyataan (statement) tentang hasil pengolahan data. Interpreatasi terhadap suatu hasil evaluasi didasarkan atas kriteria tertentu yang disebut norma. Norma ini dapat ditetapkan atau disiapkan etrlebih dahulu secara rasional sebelum evaluasi dilaksanakan, tetapi dapat pula dibuat berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan evaluasi.    
Disamping hal tersebut di atas, terdapat beberapa metode penilaian guna menilai suatu pelaksanaan program humas yang dilaksanakan pada suatu lembaga pendidikan, diantaranya yaitu Observasi, perekaman, penelitian melalui telepon, panel, daftar cek, skala penilaian dan pol pendapat[10]   :
a. Observasi
Penilaian melalui obesrvasi ini membutuhkan pedoman karena dilakukan secara tak formal untuk melihat pengaruh-pengaruh program. Pengukuran melalui program ini memang sulit, tapi dapat dilihat antara lain dari perubahan sikap guru-guru, pegawai, wali murid, masyarakat sekitar sekolah, sikap murid, hubungan kemanusiaan mereka, adanya minat dari guru untuk memikirkan kesejahteraan murid-murid dan lain sebagainya. Guru-guru berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat, kesediaan orang tua siswa atau pimpinanan masyarakat untuk mendiskusikan masalah pendidikan dengan pimpinan sekolah atau guru-guru, pendapat-pendapat umum dari masyarakat tentang sekolah tersebut dan sebagainya.
b. Perekaman
Merekam komentar-komentar, saran-saran, opini warga masyarakat, baik dari anggota staff murid maupun dari orang tua murid dan tokoh masyarakat merupakan metode yang efektif untuk melihat keefektivan program tersebut.
Perekaman ini telah banyak dilakukan oleh berbagai lembaga pendidikan yang dilengkapi dengan sarana dan pra sarana yang memadai apakah bersifat tatap muka langsung atau tidak langsung, misalnya melalui tape recorder, stasiun radio dan lain sebagainya. Contoh dalam metode perekaman ini adalah dengan pemanfaatan stasiun radio yang berada pada lembaga pendidikan dengan cara membuka on-line saran dan kritik terhadap lembaga pendidikan yang ada melalui acara khusus yang disiarkan langsung oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan dengan melibatkan unsur-unsur pendidikan yang ada.
c. Penelitian melalui telepon
Melalui penelitian atau pelacakan dengan telepon dapat melihat bagaimana pendapat orang tua murid atau masyarakat terhadap program sekolah, program TV sekolah atau artikel-artikel atau cerita-cerita dalam suart kabar sekolah/majalah sekolah dan sebagainya. Pengambilan sample dalam pelacakan ini dilakukan secara random.
d. Panel
Metode ini adalah suatu metode yang sering dilakukan oleh berbagai lembaga pendidikan dalam upaya untuk memecahkan berbagai problematika yang melilit di sekolah untuk kemudian didiskusikan dengan para wali murid, alumni dan masyarakat dalam upaya mencari penyelesaian masalah. Melalui metode ini dapat diperoleh pendalaman pendapat dari pengikut panel tentang keefektivan program yang telah dilakukan oleh sekolah.    
e. Kuesioner
Metode ini berupa pertanyataan-pertanyaan yang diajukan kepada wali murid, masyarakat dalam kaitannya dengan berbagai kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh sekolah atau berupa penawaran kegiatan yang akan dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari sekolah selama ini.
Kuesioner ini dibuat yang praktis yang mudah diisi oleh mereka, sehingga mereka cepat mengisinya. Kuesioner ini diberikan kepada orang-orang tua murid atau masyarakat yang hadir pada suatu kegiatan-kegiatan khusus diadakan oleh sekolah.
f. Daftar cek
Items yang disusun dalam daftar cek ini hendaknya kena atau tajam, mudah dipahami dan disusun secara sistematis. Dari satu item dapat diberi beberapa jawaban yang akan dipilih oleh responden (3 sampai dengan 10 kemungkinan jawaban, yang akan dipilih adalah satu jawaban yang berkenan menurut responden). Maksud dafatr cek ini untuk melihat sikap, opini mereka tentang program hubungan sekolah dengan masyarakat.
g. Pol Pendapat
Pelaksanaan metode ini dengan melalui wawancara langsung kepada para responden dari suatu sample yang diambil secara random. Metode ini sangat baik, karena mereka akan terbuka untuk memberi opini tentang pelaksaan program tersebut. Sebaiknya wawancara ini sudah dipersiakan dengan pedoman wawancaranya.
h. Skala penilaian
Skala penilaian untuk mengukur sikap dan opini masyarakat, biasanya dengan 3 skala atau 4 skala. Mereka dapat menentukan salah satu skala menurut penilaian mereka.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2001, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Coulson, Colin, 2002, Public Relation : Pedoman Praktis untuk PR, Bumi Aksara, Jakarta.
Daryanto, 1999, Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta.
Efendy, Onong Uchjana, 1993, Human Relation dan Public Relation, Mandar Maju, Bandung.
Indrafachrudi, Soekarto, 1994, Bagaimana Mengakrabkan Sekolah dan Masyarakat, IKIP Malang, Malang.
Jefkins, Frank, 1992, Public Relations, Erlangga, Jakarta.
Nurkancana, Wayan, P.P.N Sumartana, 1986, Evaluasi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya.
Rahmadi, F, 1996, Public Relations dalam Teori & Praktek, PT Gramedia, Jakarta.
Slameto, 1988, Evaluasi Pendidikan, PT Bina Aksara, Jakarta.
Thoha, M. Chabib, 1991, Tekhnik Evaluasi Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta.



[1] Onong Uchjana Efendy, 1993, Human Relation dan Public Relation, Mandar Maju, Bandung, hal : 131.
[2] Suharsimi Arikunto, 2001, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, hal : 03.
[3] M. Chabib Thoha, 1991, Tekhnik Evaluasi Pendidikan, Rajawali Pers, Jakarta, hal : 03.
[4] Frank Jefkins, 1992, Public Relations, Erlangga, Jakarta, hal : 157.
[5] F. Rahmadi, 1996, Public Relations dalam Teori & Praktek, PT Gramedia, Jakarta, hal : 114.
[6] Slameto, 1988, Evaluasi Pendidikan, PT Bina Aksara, Jakarta, hal : 15.
[7] Colin Coulson, 2002, Public Relation : Pedoman Praktis untuk PR, Bumi Aksara, Jakarta, hal : 213.
[8] Daryanto, 1999, Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, hal : 16-17.
[9] Wayan Nurkancana, P.P.N Sumartana, 1986, Evaluasi Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya,  hal : 7.
[10] Soekarto Indrafachrudi, 1994, Bagaimana Mengakrabkan Sekolah dan Masyarakat, IKIP Malang, Malang, hal : 138-139.

My Family

My Family
Kunjungan Dosen Native Speaker dari Sudan

My Duty

My Duty
Pelatihan Model Pembelajaran